Minggu, 20 November 2022

 

Hasil gambar untuk siklus terjadinya hujan

 Proses terjadinya hujan ada tiga tahap yang dimulai dari proses penguapan (evaporasi), proses pengembunan (kondensasi) dan mencair (presipitasi).


Hujan sendiri merupakan bentuk endapan atau presipitasi dari cairan atau zat padat yang berasal dari berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).


Sebagian besar wilayah di dunia sumber air utamanya berasal dari hujan karena dapat membantu berbagai ekosistem. Proses terbentuknya air disebut sebagai fenomena hujan.


Proses Terjadinya Hujan


1. Evaporasi

Proses terjadinya hujan yang pertama adalah tahap evaporasi atau proses penguapan air. Sumber air dari sungai, laut dan danau biasanya akan menguap menjadi butiran uap air karena suhu bumi yang panas dari matahari. 


Air yang menguap tersebut akan naik ke atas atmosfer dan menggumpal yang disebut sebagai awan. Banyaknya uap air yang menguap tergantung pada suhu panas udara. Semakin panas suhunya, maka akan semakin banyak pula air yang menguap ke udara. Hal itu juga yang menjadi penyebab terjadinya hujan semakin deras.


Proses penguapan air di suatu tempat yang suhunya sangat panas dan terik akibat sinar matahari akan menjadi lebih cepat. 


2. Kondensasi

Tahap selanjutnya dari proses terjadinya hujan disebut sebagai kondensasi atau pengembunan. Uap air yang telah mengalami proses evaporasi dan naik ke atmosfer akan mengembun dan ar akan berubah menjadi partikel-partikel es yang sangat kecil.


Partikel es dari uap air tersebut akan membentuk gumpalan putih yang bisa disebut sebagai awan setelah saling mendekat satu sama lain. Proses partikel-partikel es yang saling mendekat itu kemudian disebut sebagai koalesensi. Pada tahap tersebut, partikel es berukuran jari-jari sekitar 5-20 mm dan akan jatuh ke bumi dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s. Sementara, partikel itu tidak akan jatuh ke bumi apabila kecepatan aliran udaranya lebih tinggi..


Perbedaan suhu dan ketinggian awan di udara mempengaruhi uap air menjadi es. Suhu akan semakin dingin apabila awan terbentuk semakin tinggi pula. Uap air akan naik ke atas pada proses kondensasi karena terkena panas matahari. Setelah cukup tinggin uap air naik, maka akan terjadi pengembunan yang nantinya berubah menjadi tetesan air. 


Namun, perlu dicatat bahwa air yang mengembun tidak semuanya akan membentuk awan. Hal itu dikarenakan sebagian air mengembun di dekat tanah, sebagian lagi naik menjadi kabut dan akan naik ke langit membentuk awan.


3. Presipitasi

Proses terjadinya hujan yang ketiga adalah presipitasi yakni proses mencairnya butiran-butiran es di awan yang kemudian jatuh menjadi titik-titik hujan ke permukaan bumi. Awan yang sebelumnya telah terbentuk bisa tertiup angin dan terbawa sehingga turun hujan di tempat lain dari proses sebelumnya. Jatuhnya titik-titik hujan ke daratan karena awan berisi uap air sudah terlalu padat dan beban airnya tidak bisa lagi ditahan. 


Posisi hujan yang sangat tinggi, tempat awan berada udaranya sangat dingin, maka hujan akan jatuh menjadi salju atau es. Semakin turun dengan daratan, es tersebut akan mencair dan menjadi air hujan. Suhu akan semakin dingin saat semakin mendekat dengan daratan, kemudian mencairkan titik-titik es.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © SCHOOL ONLINE - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -